daunan depan rumah mimpimu jatuh
satu-satu
rembulan di ujung sepi
menatap usiamu yang tertatih
perlahan kau berhenti
menodongkan belati
di leher sang waktu
"enyahlah kekalahan,
dan air mata,
aku hanya meminjam sedikit kesempatan
hanya untuk aerobik saja, kok,"
malam luruh di atas kertas kosong
ada bingkai kantuk menjerat kata-kata
"adakah sayap paling kuat
aku ingin terbang memetik katakata
di reranting pohon pikiran
malam ini juga,"
daun depan rumah mimpi kering
seperti itulah lidah sang waktu
tak ada jawab bagi kemalasan
kecuali pedang menghunus kepedihan
tak ada aerobik
tak ada sayap tuk meraih petik
tak ada...
pohon depan rumah mimpi tumbang
daunan lebat, rimbun dan penuh daging
telah merupa kenyataan
pedang sang waktu telah menebas jerat kantuk
dan kecut keberanian tuk tegakkan badan
Monday, June 23, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ingsun
- sorogan
- mbantul, jogjakarta, Indonesia