Tuesday, March 26, 2013

kupilih diam

: eM

beberapa waktu lalu ihtiar aku ketuk pintu
engkau sibak tirai jendela ragu-ragu
aku tersenyum padamu
ikhbar bahwa niatku baik bertamu
perlahan kau buka pintu, masih ragu-ragu

di ruang tamu aku bicara kau simak dengan seksama
lalu aku diam kau gantian tadarus kata-kata
aku memasang telinga
; dan hatiku tentu saja
tiba-tiba kita sudah ribuan tahun seolah saling mushafahah cengkrama
kisah kita berkelit kelindan berpeluk dalam walimah cerita

lalu, kau hidangkan secawan senyum di atas meja
pertanda kau jabat akad hatiku dengan mesra
aku tenggelam di dalamnya tak hendak beranjak kemana
seperti bayi yang nyaman di peluk gendongan
seperti anak berkecipak di genang sisa hujan

namun seperti halnya kilat, ia terlihat hanya cukup sekejap
sehabis halaqoh cengkrama menahun kita
endap rasa tiba-tiba harus tersapu bersih
oleh hujan istikhoroh yang banjir air mata, api, dan sedih
seketika cawanku telah hilang senyuman
lalu aku tenggelam di kubang sisa pembuangan
tak pulang juga tak tinggal singgah dengan nyaman

namun, siapa hendak mendawamkan sujud pada sajadah perih
beranjak dan pergi bukan pula menghilangkan nyeri
tetapi hanya mengulur jarak untuk melihat kepedihan kembali

maka kupilih diam
tidak berpaling juga tidak mengulang
kutawakalkan pada sang Waktu biarlah yang menggiring
jika hari telah sepakat senja, biarlah gelap yang akan tiba
jika hari telah sepakat pagi, pastilah mentari bersinar kembali

matapena, 26 maret 2013

Tuesday, March 19, 2013

IBU

ibu, maafkan anakmu
hingga senja usiamu merapat
belum juga sempat kusunting melati
di selip daun telingamu yang wangi
padahal aku tahu engkau sungguh mengingini

mungkin katamu benar
aku rapuh ihtiar
terlalu sering gentar

mungkin katamu tepat
aku belum sungguh mendekat
taqorrub Penguasa Jagad

ibu, maafkan anakmu
meski sudah aku melangkah
jalanku masih kabut ragu yang penuh
meski doaku berdarah-darah
hijab maksiat seolah tak jengah

ibu, maafkan anakmu
meski engkau letih
kuyakin samudera dalam dadamu
masih nyaman menampung resah 
ijinkan untuk tenggelam berbasah-basah

bantul, 19 maret 2013

Ingsun

mbantul, jogjakarta, Indonesia