Thursday, February 7, 2008

Kesatria Asu

Sore yang hujan. Tiba-tiba ada sms nongol di HP Motorola C168 silver saya.
"secangkir kopi dan beberapa iris daging kurban menunggumu, mereka mengajak kita memeluk Tuhan,"
"Ok!" balas saya singkat.
Hujan belum reda, tapi saya tetap akan menemuinya, Pakar Kesatria Asu. Saya sudah berjanji padanya lewat sms. Pantang bagi saya melanggar janji. Tapi kadang kalo lupa saya terpaksa tak bisa memenuhi. Namanya juga lupa. Lupa itu tak bisa dihukumi. Lupa itu mabok. Mabok itu rufi'al qolam.
Kembali ke Pakar Kesatria Asu sudah menunggu. Di sebelah tempat ia tinggal ada sebuah kolam yang merenggut salah satu fitnah dunianya; perempuan pertama dari darahnya. Dan semakin menjadilah kepakarannya.
Siapa sebenarnya Kesatria Asu?
Itu hanya istilah yang saya paksakan untuk dirinya. Disamping pakar Kesatria Asu, menurut saya ia termasuk juga dalam barisan Kesatria Asu itu. Hanya karena ia pernah bilang bahwa ia akan sama saja sebelum dan sesudah dibilang "Anjing, Kamu!". Karena baginya ada tingkat kita memaknai hidup berketuhanan. Dan kesatria Asu itu di tingkatan paling awal ataw paling rendah; yaitu ketika manusia melihat makhluk sebagai ayat, pertanda ke'adaan', implementasi dari sifat-sifat ketuhanan. Ketika melihat cewek cantik, ada di sebaliknya sifat Jamaliah Tuhan. Ketika melihat batu yang keras, ada di sebaliknya sifat jabbar-Nya.dan lain sebagainya.
"Jadi," kata dia, "Jikapun saya dikatakan anjing saya tidak akan marah, sebab di sebalik saya dan anjing itu ada Tuhan. Hahaha…," tawanya mulai menelusup di antara seribu suara binatang malam perswahan.
Di sebuah kelokan, seekor anjing menggonggong sambil komentar, "Manusia! Tak mau aku disamakan denganmu, yang hanya bisa menyulam kerusakan demi kerusakan, menjahit kehancuran demi kehancuran, mengukir kemungkaran demi kemungkaran, mengakibat bencana demi bencana. Akulah pentasbih abadi. Jika engkau ingin jadi kesatri Asu, bunuhlah kemanusiaanmu dan pakailah ke-asu-an diriku,"
Rupanya Sang Anjing Protes.
Kemanusiaan seseorang adalah 'kesalahan dan lupa'.
Keasuan anjing adalah ketidakbaikan anjing selaku binatang.
Meleburkan keduanya akan mencipta karakter makhluk yang sempurna.
Dan sesempurna-sempurna makhluk, kata Tarji,
"Takkan sampai sebatas Allah,"
Subhanallah…

No comments:

Ingsun

mbantul, jogjakarta, Indonesia