entah kenapa tiba-tiba
sekian lama mengubur berani
kaki-kaki rasa -meski getar- mencoba gagah berdiri
mungkin sebab lama tertancap lantai ruang tunggu
seluruh badan terasa kaku
membuka pintu ruang gelap ini adalah ketakutan tersendiri
sebab kilau cahaya akan menerpa tanpa permisi
kadang tertawa geli
kenapa mesti takut tersiram cahaya
lalu menutup mata bahkan sembunyi dan perlahan hilang
bukankah kehidupan begitu benderang
maka bangkit dari senyap jiwa adalah jawab
sebab hidupku ingin terang
sebab rasaku ingin tumbuh jadi suluh
tuhan, ijinkah aku melangkah
***
Lama menjadi lelaki penunggu
Membuat rindu terasa batu
Meski jawab lama ditemu
Harusnya tak perlu ada risau
Tapi kenapa sekarang begitu kacau
Sekedar dua kata bertanda tanya
Jiwa beku jadi bergelora
Ahai, indahnya katakata…
***
kukatakan
aku tak akan memuji catik indahmu
sebab percuma menabur garam di laut
jadi diam dan tatapku sangatlah cukup
tanyaku padamu
hal apa yang membuatmu patut
menjadi pendamping hidup
hingga usia kita berlumut
engkau menjawab tak tahu
akupun begitu
inilah pertemuan jiwa
selalu ada kabut
yang menutup
kehendak kita menangkap logika hidup
***
jadi kenapa mesti menunggu
jika kereta senja sudah di depan pintu!
sekian lama mengubur berani
kaki-kaki rasa -meski getar- mencoba gagah berdiri
mungkin sebab lama tertancap lantai ruang tunggu
seluruh badan terasa kaku
membuka pintu ruang gelap ini adalah ketakutan tersendiri
sebab kilau cahaya akan menerpa tanpa permisi
kadang tertawa geli
kenapa mesti takut tersiram cahaya
lalu menutup mata bahkan sembunyi dan perlahan hilang
bukankah kehidupan begitu benderang
maka bangkit dari senyap jiwa adalah jawab
sebab hidupku ingin terang
sebab rasaku ingin tumbuh jadi suluh
tuhan, ijinkah aku melangkah
***
Lama menjadi lelaki penunggu
Membuat rindu terasa batu
Meski jawab lama ditemu
Harusnya tak perlu ada risau
Tapi kenapa sekarang begitu kacau
Sekedar dua kata bertanda tanya
Jiwa beku jadi bergelora
Ahai, indahnya katakata…
***
kukatakan
aku tak akan memuji catik indahmu
sebab percuma menabur garam di laut
jadi diam dan tatapku sangatlah cukup
tanyaku padamu
hal apa yang membuatmu patut
menjadi pendamping hidup
hingga usia kita berlumut
engkau menjawab tak tahu
akupun begitu
inilah pertemuan jiwa
selalu ada kabut
yang menutup
kehendak kita menangkap logika hidup
***
jadi kenapa mesti menunggu
jika kereta senja sudah di depan pintu!
No comments:
Post a Comment